Menjaga Tradisi Gorontalo Sejak Umur 9 Tahun
Di usia yang masih sangat muda, 9 tahun, Hadjriah Abdullah telah mahir membuat kerajinan khas Gorontalo, termasuk kopiah karanji (kopiah keranjang, red). Kesungguhannya dalam menekuni kerajinan anyam berbahan mintu ini, menghantarkan ia sebagai salah satu tokoh perempuan pelestari Kerajinan Daerah. Tak heran jika dia sempat diundang ke Istana di masa pemerintahan Presiden Suharto.
Alfian, Radar Gorontalo
Duduk santai di beranda rumah, sosok perempuan bertudung warna merah maron itu, terlihat lagi sibuk siang itu. Ia sedang menganyam sulur-sulur berukuran kecil hingga membentuk sebuah benda. Sepintas, pekerjaan ini terlihat gampang. Dan siapa saja bisa melakukannya. Tapi untuk menyelesaikan satu kopiah karanji (kopiah keranjang, red), tidak cukup hanya berbekal pengetahuan menganyam. Selain membutuhkan ketekunan, juga perlu kesabaran. Singkatnya, butuh waktu yang lumayan lama bagi seseorang yang baru memulai untuk bisa mahir membuat kerajinan anyaman khas Gorontalo ini.
Tapi kesulitan untuk menyelesaikan kerajinan anyam ini, tidak lagi dialami Hadjriah Abdullah. Sebab, sedari kecil ia sudah menekuni pekerjaan ini. Dan kini, ia telah menjadi seorang “maestro”. Tak hanya kopiah karanji yang dikerjakannya. Topi karanji, gantungan kunci, dan berapa pernak pernik khas Gorontalo yang kerap dijadikan souvenir, mampu dikerjakannya dengan hasil yang benar-benar sempurna dan menarik. Tak hanya menarik. Semua yang dikerjakan Hadjriah yang sudah berusia 62 tahun ini, juga unik. Unik karena bahan anyamannya adalah mintu, yang berasal dari serat pohon mintu, yang konon kabarnya hanya ada di Gorontalo.
“Saya berkeinginan agar ada generasi setelah saya, yang bisa meneruskan sekaligus menjaga kerajinan khas seperti ini,” ungkap Hadjriah saat menerima kunjungan Ketua Dekranasda Kabupaten Gorontalo, Fory Armin Naway yang pada jumat (09/12) siang.
Ketua Dekranasda Fory Armin Naway juga menyampaikan bahwa pihak Pemerintah akan selalu pendukung apapun yang dilakukan oleh masyarakat, apalgi itu untuk melestarikan budaya di Gorontalo. “Dekranasda akan menseriusi hal ini. Salah satunya mempermudah pengrajin memperoleh bahan. Ini tentu ada kaitannya dengan anggaran. Dan kami siap perjuangkan anggaran untuk pelestarian kerajian tradisionil seperti ini,” kata Fory.
Sumber: http://radargorontalo.com/
You might also like
Gubernur minta BPPD susun kalender event pariwisata
“Harus ada kepastian, bulan ini misalnya ada event apa? Bulan depan apa lagi, setiap bulan secara rutin harus… Makassar (ANTARA Sulsel) – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo meminta
Gorontalo Gelar Karnaval Karawo 2017
Liputan6.com, Jakarta Provinsi Gorontalo tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memesona. Kain khas Gorontalo juga menjadi daya tarik provinsi yang berada di Sulawesi Tengah untuk menghelat Gorontalo Karnaval Karawo
Pariwisata dan Perikanan Jadi Perhatian Wakatobi
Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) masih tetap fokus mengembangkan dua sektor, yakni pariwisata dan perikanan. “Kami Pemerintah Kabupaten Wakatobi masih tetap fokus pada pengembangan sektor pariwisata dan perikanan karena
Taman Budaya Pamerkan Karya-karya Aktual Perupa Sulawesi Tengah
“Kelompok pelukis Mural ini akan menampilkan karya-karya besar menyelimuti dinding gedung pameran yang sarat dengan kritikan sosial” Palu -Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, kembali memamerkan karya-karya aktual
Sulteng Canangkan Gerakan Aksi Wisata Teluk Palu
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencanangkan gerakan aksi wisata untuk mengembangkan potensi wisata Teluk Palu. Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah Ardiansyah Lamasitudju di Palu, Selasa menyatakan gerakan aksi wisata sebagai rangsangan
0 Comments
No Comments Yet!
You can be first to comment this post!