BKPRS membahas keberlanjutan GERNAS KAKAO

BKPRS membahas keberlanjutan GERNAS KAKAO

Makassar- Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi telah melaksanakan pertemuan dengan BAPPEDA dan SKPD se Sulawesi atau Pejabat yang membawahi perkebunan di Sekretariat BKPRS Jl. A.P Pettarani F8 No 1 (18/01) yang membahas keberlangsungan gernas kakao di Sulawesi, pertemuan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal BKPRS Prof. Dr. Aminuddin Ilmar, SH, MH dan selanjutnya diambil alih oleh Asisten II Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Ir. Bunga Elim Somba, M.S.

Data terakhir menunjukkan bahwa dari 1,5 juta Ha kebun kakao di Indonesia, terdapat lebih kurang 1 juta Ha berada di Pulau Sulawesi, dan sekitar 1 juta KK petani di Sulawesi kehidupan ekonominya bergantung pada komoditas kakao yang diusahakan secara perkebunan rakyat.

Saat ini berbagai permasalahan dan tantangan yang muncul dalam peningkatan produksi kakao rakyat diantaranya adalah : pemeliharaan kebun kakao yang belum intensif, makin banyaknya tanaman tua/rusak yang sudah tidak produktif lagi, sehingga memerlukan rehabilitasi/peremajaan, masih relatif tingginya serangan hama PBK dan busuk buah yang memerlukan pengendalian dan terbatasnya ketersediaan sarana produksi terutama pupuk untuk diakses petani di tingkat desa.

Pertemuan ini bertujuan untuk Meningkatkan produksi dan produktivitas kakao di Indonesia, Memenuhi kebutuhan industri kakao dalam negeri Dan Meningkatkan kesejahteraan petani kakao. Karena terjadinya penurunan produksi kakao perkebunan rakyat maka perlu adanya penyelamatan dengan anggaran yang memadai.

Membuat komitmen bersama untuk meningkatkan produksi kakao di Sulawesi. Maka BKPRS memfasilitasi BAPPEDA dan SKPD yang membawahi dinas perkebunan  masing-masing provinsi mengirim data untuk dibuatkan proposal dan selanjutnya usulan tersebut akan disampaikan kepada wakil Presiden, agar Gernas kakao muncul kembali pada anggaran APBN.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan bersama, yaitu: Usulan 3 tahunan dengan perubahan nomenclature dari gernas kakao menjadi program peningkatan Produksi, produktivitas dan Mutu Kakao Berkelanjutan se Sulawesi 2017-2019 dan data yang dibutuhkan sebagai berikut:

Peremajaan, Rehabilitasi, Intensifikasi dan Optimasi

  • Data Pendukung:

Kelembagaan Petani, Sosial Ekonomi Petani (Kepemilikan Lahan), Produksi dan Produktivitas, Data Perdagangan(PDRB, Situasi Pasar, Volume Ekspor) dan Rencana Aloksi APBD Komoditi Kakao

 

 

 

 

You might also like

Penumpang domestik Bandara Hasanuddin meningkat 1,06 persen

“Kedatangan penumpang bulan lalu meningkat sebanyak 372.500 ribu orang dibandingkan Agustus 2016 … Makassar (ANTARA Sulsel) – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat jumlah kedatangan (Arrival) penumpang domestik di

BKPRS Gelar Seminar Pengembangan Kawasan Teluk Tomini

MAKASSAR — Upaya untuk menggali potensi wilayah pesisir, khususnya potensi wisata yang ada di kawasan Teluk Tomini, maka diawal tahun 2023 ini, Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS) menggelar seminar

Sulawesi, Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Peningkatan tersebut berada di angka 5,01 persen selama kuartal pertama 2017. Pulau Sulawesi merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Diskominfo Sulsel Fokus Tingkatkan Literasi Sosial Media

“Konten sosial media banyak yang mengandung info hoax, kebohongan, kebencian, ucapan kebencian, caci maki… Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Sulawesi Selatan Andi Hasdullah mengatakan pihaknya akan fokus berupaya

Jokowi Janjikan Pemerataan Pembangunan di Sulawesi Tengah

JAKARTA – Presiden Jokowi berjanji mengupayakan pemerataan pembangunan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah. Ini karena meski provinsi ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, angka kemiskinan masih yterbilang tinggi. Di

0 Comments

No Comments Yet!

You can be first to comment this post!

Leave a Reply